Sunday, May 12, 2013

Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi


1. Difinisi dan  Dasar pengambilan keputusan.

Pada postingan kali ini saya akan membahas tantang pengambilan keputusan. Suatu keputusan tidak dapat terlepas dalam kehidupan kita sehari – hari, karena kita selalu dihadapkan pada hal tersebut. Keputusan itu bersifat dari yang sederhana sampai pada keputusan yang amat rumit dan sulit. Seorang pemimpin kelompok atau organisasi harus benar-benar tepat dalam mengambil keputusan. Hal ini dikarenakan keputusan yang diambil tidak hanya untuk kepentingan bersama, tetapi juga untuk menaruh simpati serta rasa hormat dari para anggota. Ini membuat keputusan yang diambil tidak boleh berat sebelah. Oleh karena itu, selain diskusi, pemikiran yang matang, dan informasi yang jelas sangat dibutuhkan. Pengambilan keputusan adalah tindakan pemilihan alternatif. Hal ini berkaitan dengan fungsi manajemen. Menurut  Herbert A. Simon, ahli teori kepufusan dan organisasi mengonseptualisasikan tiga tahap utama dalam proses, pengambilan keputusan yaitu,  Aktivitas inteligensi, Aktivitas desain, Aktivitas memilih.
Definisinya adalah sebagai berikut :
a)Aktivitas inteligensi. Berasal dari pengertian militer "intelligence," Simon mendeskripsikan tahap awal ini sebagai penelusuran kondisi lingkungan yang memerlukan pengambilan keputusan.
b)Aktivitas desain. Selama tahap kedua, mungkin terjadi tindakan penemuan, pengembangan, dan analisis masalah.
c)Aktivitas memilih. Tahap ketiga dan terakhir ini merupakan pilihan sebenarnya-memilih tindakan tertentu dari yang tersedia.


    2. Jenis –jenis keputusan Organisasi

Jenis keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan banyaknya waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut, bagian mana organisasi harus dapat melibatkan dalam mengambil keputusan dan pada bagian organisasi mana keputusan tersebut difokuskan.
Secara garis besar jenis keputusan terbagi menjadi dua bagian yaitu :
-         Keputusan Rutin
Keputusan Rutin adalah Keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang serta biasanya telah dikembangkan untuk mengendalikannya.

-         Keputusan tidak Rutin
Keputusan tidak Rutin adalah Keputusan yang diambil pada saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin.


  3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
A.    Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
B.    Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective.
C.    Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
D.    Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
E.    Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
F.    Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.
Kondisi yang mempengaruhi keputusan
Selain ketersediaan informasi yang sangat erat dengan hasil keputusan, juga hal – hal lain yang mempengaruhi kondisi tersebut dan perlu diperhatikan, Yaitu :
1. Kondisi kepastian, Kondisi kepastian merupakan kondisi dimana pengambil keputusan mempunyai informasi yang lengkap mengenai masalah yang dihadapi, alternatip pemecahan masalah dan hasil yang mungkin diperoleh, sehingga pengambil keputusan dalam kondisi yang pasti, jika dirinya dapat mengontrol dan mengantisipasi sepenuhnya terhadap kejadian yang akan timbul.
3. Kondisi ketidak pastian, Merupakan kondisi dimana pengambil keputusan tidak memiliki informasi yang diperlukan dalam pengambil keputusan. Dalam hal yang demikian , pengambil keputusan juga tak mampu untuk menetapkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebagai hasil dari pemilihan alternatif yang diambilnya. Karena keputusan yang diambil bersifat spekulatif, dan sering kali mengandalkan intuisi yang semata sebagai pedomanya.
2. Kondisi Risiko : Risiko merupakan kondisi yang dapat diindentifikasi, didefinisikan, diprediksi kemungkinan terjadinya dan kemungkinan hasil dari setiap alternatif yang diambil, biasanya kondisi yang demikian itu timbul jika pengambil keputusan dalam keadaan keterbatasan informasi yang berkaitan dengan keputusan yang akan ditetapkanya, sebaliknya , suatu risiko tidak akan terjadi jika pengambil keputusan dapat merumuskan suatu kemungkinan secara obyektif.

Sumber :
http://satrioarismunandar6.blogspot.com/2013/03/pengambilan-keputusan-decision-making.html
http://www.bppp-tegal.com/v1/index.php?option=com_content&view=article&id=208:teknik-pengambilan-keputusan-dalam-organisasi&catid=44:artikel&Itemid=85
http://tartil-freedom.blogspot.com/2010/11/proses-pengambilan-keputusan-dalam.html
http://ugdinata.blogspot.com/2013/05/pengambilan-keputusan-dalam-organisasi.html
http://candra-zulisman.blogspot.com/2013/04/dasar-pengambilan-keputusan-jenis-jenis.htmlFaktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Pengambilan Keputusan

No comments:

Post a Comment