1.
Difinisi
dan Dasar pengambilan keputusan.
Pada postingan kali ini saya akan
membahas tantang pengambilan keputusan. Suatu keputusan tidak dapat terlepas
dalam kehidupan kita sehari – hari, karena kita selalu dihadapkan pada hal
tersebut. Keputusan itu bersifat dari yang sederhana sampai pada keputusan yang
amat rumit dan sulit. Seorang pemimpin kelompok atau organisasi harus
benar-benar tepat dalam mengambil keputusan. Hal ini dikarenakan keputusan yang
diambil tidak hanya untuk kepentingan bersama, tetapi juga untuk menaruh
simpati serta rasa hormat dari para anggota. Ini membuat keputusan yang diambil
tidak boleh berat sebelah. Oleh karena itu, selain diskusi, pemikiran yang
matang, dan informasi yang jelas sangat dibutuhkan. Pengambilan keputusan
adalah tindakan pemilihan alternatif. Hal ini berkaitan dengan fungsi
manajemen. Menurut Herbert A. Simon,
ahli teori kepufusan dan organisasi mengonseptualisasikan tiga tahap utama
dalam proses, pengambilan keputusan yaitu, Aktivitas inteligensi, Aktivitas desain, Aktivitas
memilih.
Definisinya adalah sebagai berikut :
a)Aktivitas inteligensi. Berasal dari pengertian militer
"intelligence," Simon mendeskripsikan tahap awal ini sebagai
penelusuran kondisi lingkungan yang memerlukan pengambilan keputusan.
b)Aktivitas desain. Selama tahap kedua, mungkin terjadi tindakan
penemuan, pengembangan, dan analisis masalah.
c)Aktivitas memilih. Tahap ketiga dan terakhir ini merupakan
pilihan sebenarnya-memilih tindakan tertentu dari yang tersedia.
2. Jenis –jenis keputusan Organisasi
Jenis keputusan dalam sebuah
organisasi dapat digolongkan berdasarkan banyaknya waktu yang diperlukan untuk
mengambil keputusan tersebut, bagian mana organisasi harus dapat melibatkan
dalam mengambil keputusan dan pada bagian organisasi mana keputusan tersebut
difokuskan.
Secara garis besar jenis keputusan terbagi menjadi dua bagian
yaitu :
-
Keputusan Rutin
Keputusan Rutin adalah Keputusan yang
sifatnya rutin dan berulang-ulang serta biasanya telah dikembangkan untuk
mengendalikannya.
-
Keputusan tidak Rutin
Keputusan tidak Rutin adalah Keputusan yang
diambil pada saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin.
3. Faktor-faktor yang
mempengaruhi
A. Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa
tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang
menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
B. Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada
suatu situasi secara subjective.
C. Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi,
memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
D. Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan
melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya
melalui kemampuanya dalam bertindak.
E. Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan
antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
F. Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik.
Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu
tingkah laku tertentu.
Kondisi
yang mempengaruhi keputusan
Selain ketersediaan informasi yang sangat erat dengan hasil
keputusan, juga hal – hal lain yang mempengaruhi kondisi tersebut dan perlu
diperhatikan, Yaitu :
1. Kondisi kepastian, Kondisi kepastian merupakan kondisi
dimana pengambil keputusan mempunyai informasi yang lengkap mengenai masalah
yang dihadapi, alternatip pemecahan masalah dan hasil yang mungkin diperoleh,
sehingga pengambil keputusan dalam kondisi yang pasti, jika dirinya dapat
mengontrol dan mengantisipasi sepenuhnya terhadap kejadian yang akan timbul.
3. Kondisi ketidak pastian, Merupakan kondisi dimana pengambil
keputusan tidak memiliki informasi yang diperlukan dalam pengambil keputusan.
Dalam hal yang demikian , pengambil keputusan juga tak mampu untuk menetapkan
berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebagai hasil dari pemilihan alternatif
yang diambilnya. Karena keputusan yang diambil bersifat spekulatif, dan sering
kali mengandalkan intuisi yang semata sebagai pedomanya.
2. Kondisi Risiko : Risiko merupakan kondisi yang dapat
diindentifikasi, didefinisikan, diprediksi kemungkinan terjadinya dan
kemungkinan hasil dari setiap alternatif yang diambil, biasanya kondisi yang
demikian itu timbul jika pengambil keputusan dalam keadaan keterbatasan
informasi yang berkaitan dengan keputusan yang akan ditetapkanya, sebaliknya ,
suatu risiko tidak akan terjadi jika pengambil keputusan dapat merumuskan suatu
kemungkinan secara obyektif.
Sumber :
http://satrioarismunandar6.blogspot.com/2013/03/pengambilan-keputusan-decision-making.html
http://www.bppp-tegal.com/v1/index.php?option=com_content&view=article&id=208:teknik-pengambilan-keputusan-dalam-organisasi&catid=44:artikel&Itemid=85
http://tartil-freedom.blogspot.com/2010/11/proses-pengambilan-keputusan-dalam.html
http://ugdinata.blogspot.com/2013/05/pengambilan-keputusan-dalam-organisasi.html
http://candra-zulisman.blogspot.com/2013/04/dasar-pengambilan-keputusan-jenis-jenis.htmlFaktor-Faktor
yang Mempengaruhi dalam Pengambilan Keputusan
No comments:
Post a Comment