Pengertian
Penalaran Induktif
Metode penalaran induktif adalah
adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil
pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru
yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari
penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak
harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari
pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam
konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam
menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat
mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.
Induktif adalah
suatu proses berpikir yang bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual
untuk menurunkan suatu kesimpulan(Inferensi). Proses penalaran juga disebut
sebagai corak berpikir yang ilmiah.
Proses penalaran induktif dapat dibedakan atas bermacam-macam
variasi yaitu: generalisasi, hipotese dan teori, analogi induktif, kausal dan
sebagainya.
Ciri-ciri
Paragraf Induktif
•
Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa
khusus
•
Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan
peristiwa-peristiwa khusus
•
Kesimpulan terdapat di akhir paragraf
•
Menemukan Kalimat Utama, Gagasan Utama, Kalimat
Penjelas Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraf
•
Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama
•
Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama,
yakni yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa khusus
•
Kalimat penjelas merupakan kalimat yang mendukung
gagasan utama.
Generalisasi adalah
suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomenal individual untuk
menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena.
Contoh :
Bila seorang berkata bahwa mobil adalah semacam kendaraan
pengangkut, maka pengertian mobil dan kendaraan pengangkut merupakan hasil
generalisasi juga. Dari bermacam – macam tipe kendaraan dengan ciri – ciri
tertentu ia mendapatkan sebuah gagasan mengenai mobil, sedangkan dan bermacam –
macam alat untuk mengangkut sesuatu lahirlah abstraksi yang lebih tinggi ( =
generalisasi lagi ) mengenai kendaraan pengangkut.
* Loncatan induktif
Dalam loncatan induktif suatu fenomena belum mencerminkan
seluruh faktayang ada. Fakta-fakta tersebut yang digunakan dianggap sudah
mewakili seluruh persoalan yang diajukan. Dengan demikian loncatan induktif
dapat diartikan sebagai loncatan dari sebagian evidensi kepada suatu
generalisasi yang jauh melampauikemungkinan yang diberikan oleh ebidensi itu.
* Tanpa loncatan induktif
Sebuah generalisasi tidak mengandung loncatan induktif bila
fakta-fakta yang diberikan cukup banyak dan menyakinkan, sehingga tidak
terdapat peluang untuk menyerang kembali. Perbedaan generalisasi dengan
loncatan induktif dengan tanpa loncatan induktif terletak pada persoalan jumlah
fenomena yang diperlukan.
Generalisasi
merupakan proses yang biasa dilakukan oleh setiap orang. Generalisasi pada
kebanyakan orang terjadi karena pengalama, maka jarang seorang awam memikirkan
adanya proses jalan pikiran yang bersifat induktif yang tercakup didalamnya.
Generalisasi bagi orang awam adalah suatu proses berfikir yang mendahului
penyelidikan atas fenomen-fenomena yang khusus dala jumlah yang cukup banyak
untuk menuju pada suatu kesimpulan umum mengenai semua hal yang terlibat.
Sebaliknya bagi seorang peneliti generalissasi harus didahului bukan mendahului
penyelidikan atas sejumlah fenomena. Ia harus mengadakan observasi,
penyelidikan dengan penuh kesadaran dan bersikap objektif untuk sampai kepada
sebuag generalisasi.
Pengujian atau evaluasi generalisasi terdiri dari:
1) Harus diketahui
apakah sudah cukup banyak jumlah peristiwa yang diselidiki sebagai dasar
generalisasi (ciri kuantitatif).
2) Apakah peristiwa
merupakan contoh yang baik (ciri kualitatif).
3) Memperhitungkan
kecualian yang tidak sejalan dengan generalisasi.
4) Perumusan generalisasi
harus absah.
Hipotesa adalah
semacam teori atau kesimpulan yang diterima sementara waktu untuk menerangkan
fakta-fakta tertentu dalam penuntuk dalam penelitian fakta lebih lanjut.
Sebaliknya teori merupakan hipotese yang relatif lebih kuat sifatnya bila
dibandingkan dengan hipotese. Teori adalah azas yang umum dan abstrak yang
diterima secara ilmiah dan sekurang-kurangnya dapat dipercaya untuk menerangkan
fenomena-fenomena yang ada. Hipotese merupakan suatu dugaan yang bersifat
sementara mengenai sebab-sebab atau relasi fenomena-fenomena, sedangkan teori
merupakan hipotese yang telah diuji dan dapat diterapkan pada fenomena yang
relevan atau sejenis.
Untuk merumuskan hipotese yang baik perhatikan ketentuan
berikut:
1) Memperhitungkan
semua evidensi yang ada
2) Bila tidak ada
alasan lain, maka antara dua hipotesa yang mungkin diturunkan, lebih baik
memilih hipotesa yang sederhanan daripada yang rumit.
3) Sebuah hipotese
tidak pernah terpisah dari semua pengetahuan dan pengalaman manusia
4) Hipotese buka
hanya menjelaskan fakta-fakta yang membentuknya,tetapi harus menjelaskan
fakta-faktasejenis yang belum diselidiki.
Analogi adalah
suatu proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa khusus yang mirip satu
sama lain.
Analogi sebagai suatu proses penalaran yang menurunkansuatu
kesimpulan berdasarkan kesamaan aktual antara dua hal dapat diperinci lagi
untuk tujuan berikut:
1) Untuk meramalkan
kesamaan
2) untuk
menyingkapkan kekeliruan
3) untuk menyusun
sebuah klarifikasi
Contoh :
Kita banyak tertarik
dengan planet Mars, karena banyak persamaannya dengan bumi kita. Mars dan Bumi
menjadi anggota tata surya yang sama. Mars mempunyai atsmosfir seperti Bumi.
Temperaturnya hampir sama dengan Bumi. Unsur air dan oksigennya juga ada.
Caranya mengelilingi matahari menyebabkan pula timbulanya musim seperti di
Bumi. Jika di Bumi ada makhluk. Tidaklah mungkin ada mahluk hidup di planet Mars.
Hubungan
kasual
pada umumnya hubungan kasual dapat berlangsung dalam tiga pola
berikut: sebak ke akibat, akibat ke sebab, akibat ke akibat.
a) Sebab ke akibat
Hubungan sebab ke akibat mula-mula bertolak dari suatu
peristiwa yang dianggap sebagai sebab yang diketahui, kemudian bergerak maju
menuju kepada suatu kesimpulan sebagai efek atau akibat yang terdekat.
b) Akibat ke sebab
Hubungan akibat ke sebab merupakan suatu proses berfikir yang
induktif juga dengan berolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat
yang diketahui, kemudian menuju sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan
akibat.
c) Akibat ke akibat
Proses penalaran yang berproses dari suatu akibat menuju suatu
akibat yang lain, tanpa menyebut atau mencari sebab umum yang menimbulkan kedua
akibat.
Sumber :
No comments:
Post a Comment